About Me

Monday 4 August 2014

Kitab Sholat


 Sholat yang difardlukan ada lima:
1.   Sholat dhuhur: awal waktunya ketika matahari sudah tergelincir, akhir waktu sholat dhuhur ketika bayangan suatu benda sama panjang dengan bendanya sesudah matahari tergelincir.
2.     Sholat ashar: awal waktunya ketika bayangan suatu benda sudah lebih panjang dari bendanya, akhir waktu ashar ikhtiyar (baik) sampai bayangan dua kali panjang bendanya, dan waktu jawaz (masih diperbolehkan) sampai terbenamnya matahari.
3.    Sholat maghrib: waktunya hanya satu, yakni terbenamnya matahai, dan sekedar cukup waktu untuk mengumandangkan adzan, berwudlu, menutup aurat, lalu sholat maghrib, ditambah kira cukup untuk sholat lima roka’at.
4.     Sholat isyak: awal waktunya ketika mega merah sudah hilang, dan akhir waktu ikhtiyar sampai sepertiga malam, dan waktu jawaz (masih diperbolehkan) sampai terbitnya fajar yang kedua.
5.     Sholat Shubuh: awal waktunya ketika sudah terbit fajar kedua, dan akhir waktu ikhtiyar sampai ufuq timur kelihatan memerah, dan waktu jawaz sapai matahari terbit.

Syarat seseorang diwajibkan sholat ada tiga macam:
1.     beragama Islam,
2.     sudah baligh,
3.     dan berakal sehat.

Sholat yang disunnatkan ada lima:
1.     sholat dua hari raya,
2.     sholat dua gerhana (bulan/matahari)
3.     dan sholat istisqok (meminta hujan).

Sholat sunnat yang mengikuti sholat fardlu (rowatib) ada 19 roka’at:
1.     dua roka’at sebelum shubuh,
2.     empat roka’at sebelum dhuhur dan dua roka’at sesudahnya,
3.     empat roka’at sebelum ashar,
4.     dua roka’at sesudah maghrib,
5.     dan tiga roka’at sesudah isyak, yang satu sebagai sholat witir.

Tiga macam sholat sunat muakkad:
1.     sholatul lail (sholat malam),
2.     sholat dluha,
3.     sholat tarowih.

Syarat sholat yang dilaksanakan sebelum memasuki sholat ada lima hal:
1.     suci anggota badan dari hadats dan dari najis,
2.     menutup aurat menggunakan pakaian yang suci,
3.     berdiri di tempat yang suci,
4.     mengetahui bahwa sudah masuk waktu sholat,
5.     dan menghadap ke arah qiblat.

Diperbolehkan tidak menghadap ke arah qiblat dalam dua keadaan:
1.     dalam keadan khauf (ketakutan),
2.     dan sholat sunnat dalam bepergian di atas kendaraan.

Rukunnya sholat ada 18 macam:
1.     niyat,
2.     berdiri bila mampu,
3.     takbirotul ihrom,
4.     membaca al Fatihah,
5.     dan Bismillaahir Rohmaanir Rohiim termasuk ayat al Fatihah,
6.     ruku’ dengan tuma’ninah,
7.     berdiri dari ruku’
8.     dan I’tidal dengan tuma’ninah,
9.     sujud dengan tuma’ninah,
10.                        duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah,
11.                        duduk akhir,
12.                        tasyahud (tahiyat) di dalamnya,
13.                        mengucapkan sholawat kepada Nabi Muhammad saw. di dalamnya,
14.                        salam yang pertama,
15.                        berniyat keluar dari sholat,
16.                        tertib sesuai dengan tata urutan rukun sholat.

Yang disunnatkan sebelum memasuki pelaksanaan sholat ada dua hal:
1.     adzan
2.     dan iqomah.

Yang disunnatkan sesudah masuk ke dalam sholat ada dua hal:
1.     tasyahud awal,
2.     dan qunut pada sholat shubuh,
3.     dan dalam sholat witir di separoh kedua dari bulam Romadlon.

Sunnat hai-at dalam sholat ada 15 macam:
1.     mengangkat dua belah tangan ketika bertakbirotul ihrom,
2.     ketika ruku’,
3.     dan ketika bangun dari ruku’,  
4.     meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri,
5.     bertawajjuh (membaca do’a iftitah),
6.     isti’aadzah (membaca ta’awudz),
7.     menjaharkan (mengeraskan) bacaan pada tempatnnya dan merendahkan suara (isror) pada tempatnya,
8.     mengucapkan “aamiin”,
9.     membaca surat al Qur’an sesudah al fatihah,
10. bertakbir setiap kali bangun dan menunduk,
11. mengucapkan: "سمع الله لمن حمده ربّنا لك الحمد" ,
12. membaca tasbih dalam ruku’ dan sujud,
13.meletakkan dua tangan di atas dua paha ketika dudu,
14.membuka tangan kiri dan menggenggam tangan kanan kecuali jari telunjuk,
15.oleh karena akan untuk memberikan isyarat dengan telunjuk ketika membaca syahadat,
16.duduk iftiros untuk semua jenis duduk,
17.dan tawarruk ketika duduk akhir,
18.salam yang kedua.

Wanita berbeda dengan laki-laki dalam lima hal:
1.     Bagi laki-laki mengangkat dan memisahkan dua siku-sikunya dari dua sisi pinggangnya,
2.     mengempiskan perutnya terpisah dari kedua pahanya ketika ruku’ dan sujud,
3.     mengeraskan suara pada tempat yang seharusnya dibaca jahar,
4.     apabila mengingatkan di dalam sholat bertasbih,
5.     aurat lelaki adalah bagian antara pusat dan dua lututnya.

Wanita:
1.     mempertemukan (merapatkan) antara anggota badan yang satu dengan lainnya,
2.     merendahkan suaranya ketika di hadapan laki-laki ajnabie (bukan mahrom),
3.     apabila memperingatkan sesuatu yang meragukan di dalam sholat dengan tashfiq,
4.     dan seluruh tubuhnya menrupakan aurat, kecuali bagian wajah dan dua telapak tangannya,
5.     dan bagi amat (wanita budak) auratnya sama dengan kaum lelaki.

Hal-hal yang membatalkan sholat ada 11 macam:
1.     berbicara dengan sengaja,
2.     perbuatan (gerakan) yang banyak,
3.     berhadats,
4.     terkena najis,
5.     terbuka aurat,
6.     perubahan niyat,
7.     membelakangi qiblat,
8.     makan,
9.     minum,
10. tertawa terbahak-bahak
11.dan murtad.

Jumlah roka’at sholat fardlu ada 17 roka’at meliputi:
·        34 kali sujud,
·        94 takbir,
·        sembilan tasyahud,
·        10 kali salam,
·        153 kali tasbih.

Jumlah seluruh rukun sholat fardlu ada 126:
1.     sholat shubuh ada 30,
2.     sholat maghrib ada 42,
3.     sholat yang empat roka’at masing-masing 54 rukun.

Barang siapa yang tidak mapu berdiri dalam sholat fardlu, diperbolehkan sholat dalam keadaan duduk, dan barang siapa tidak mampu duduk, diperbolehkan sholat sambil berbaring.

Hal-hal yang tertinggal dari sholat ada tiga kategori:
1.     fardlu,
2.     sunnat,
3.     dan sunnat hai-at.

Yang fardlu: tidak dapat diganti dengan sujud sahwi (sujud karena kelupaan), tetapi apabila ingat dalam waktu yang dekat (segera) hendaknya dia mengerjakan lagi yang terlupa, dan sholatnya tetap dapat diteruskan, kemudian dia melakukan sujud sahwi.

Yang sunnat (sunnat ab’adl): Tidak perlu diulangi setelah sudah mengerjakan fardlu berikutnya, tetapi dia haurs sujud sahwii sebagai pengganti yang dilupakannya.

Yang sunnat hai-at: Tidak usah diganti setelah ditinggalkan, dan tidak perlu sujud sahwii karenanya.
Apabila orang ragu-ragu tentang sudah berapa jumlah roka’at yang sudah dilakukan, maka orang harus berpegang kepada apa yang meyakinkan, yakni yang lebih sedikit, lalu melakukan sujud sahwii.

Sujud sahwii itu hukumnya sunnat, dan tempatnya sebelum salam.

Ada lima waktu yang tidak diperbolehkan untuk melakukan sholat, kecuali sholat yang memiliki sebab:
1.     sesudah sholat shubuh sampai dengan terbit matahari,
2.     ketika saat-saat matahari terbit sampai sempurna dan meninggi kira-kira setinggi tombak (lembing),
3.     ketika matahari persis di tengah (kulminasi) sampai matahari tergelincir,
4.     sesudah sholat ashar sampai matahari ternbenam,
5.     dan ketika mataahri terbenam sampai sempurna betul terbenamnya.

Sholat berjama’ah hukumnya sunnat muakkad, dan bagi makmum wajib berniyat bermakmum kepada imam, tidak demikan bagi imam.

Orang yang merdeka diperbolehkan menjadi makmum seorang budak, dan orang ayng sudah baligh boleh bermakmum kepada anak menjelang baligh, tidak shah laki-laki bermakmum kepada wanita, dan tidak boleh orang yang qorik (mampu membaca) bermakmum kepada yang ummi (butahuruf). Makum boleh sholat di mana saja di dalam masjid di mana imam sholat di dalamnya, dan dia tahu sholatnya imam, maka sudah mencukupi, selama tidak medahului imam, hal itu apabila makmum sholat di dalam masjid. Apabila makmum berada di luar masjid yang masih berdekatan dengan masjid, dia tahu sholat imam, tanpa adanya pembatas di sana, maka diperbolehkan.

Bagi orang musafir (bepergian jauh) diperboelhkan mengqoshor (meringkas) sholat yang roka’atnya empat dengan lima macam syarat:
1.     kepergiannya bukan untuk perbuatan ma’siyat (dosa),
2.     jaraknya minimal 16 farsah,
3.     sholat yang diqoshor adalah sholat ada-an (bukan qodlok) yang empat roka’at,
4.     harus berniyat qoshor ketika melaksanakan takbirotul ihrom,
5.     dan tidak bermakmum kepada orang yang mukim.

Diperbolehkan bagi orang musafir untuk menjamak (menyatukan dalam satu waktu) antara sholat duhur dengan ashar di waktu yang dikehendaki, dan antara maghrib dengan isyak di waktu yang ia kehendaki. Bagi orang yang tidak bepergian jauh juga diperbolehkan menjamak antara dua sholat di waktu awal (sholat pertama) dari keduanya.

Syarat orang diwajibkan melaksanakan sholat Jum’ah ada tujuh macam:
1.     Islam,
2.     baligh,
3.     berakal sehat,
4.     merdeka,
5.     laki-laki,
6.     sehat jasmani
7.     dan mustauthin.

Syarat pelaksanaan sholat Jum’ah ada tiga macam:
1.     tempat tersebut merupakan kota atau desa,
2.   jumlah mencapai 40 orang terdiri dari orang yang wajib sholat Jum’ah, bahwa waktunya masih ada,
3. apabila sudah keluar waktu dhuhur atau tidak terpenuhinya persyaratan dimaksud, maka wajib melaksanakan sholat dhuhur.

Yang difardlukan di dalam rangkaian sholat Jum’ah ada tiga macam:
1.     dua khotbah dalam keadaan berdiri dan duduk di antara keduanya,
2.     sholat dua roka’at,
3.     dengan berjama’ah.

Sunnat hai-atnya ada empat macam:
1.     mandi dan membersihkan badan,
2.     memakai pakaian serba putih,
3.     memotong kuku,
4.     dan memakai wewangian.

Disunnatkan diam ketika waktu khotbah, bagi yang baru masuk masjid dan imam masih berkhotbah, maka disunatkan sholat dua roka’at yang ringan, lalu duduk.

Sholat Ied hukumnya sunnat muakkad, sebanyak dua roka’at, pada roka’at pertama bertakbir sebanyak tujuh kali selain takbirotul ihrom, pada roka’at kedua bertakbir lima kali selain takbir ketika berdiri dari sujud. Berkhotbah sesudah sholat sebanyak dua kali, pada khotbah pertama bertakbir sebanyak 9 kali, dan pada khotbah kedua sebanyak tujuh kali.

Disunnatkan mengumandangkan takbir sejak terbenamnya matahari pada malam Ied, sampai saat imam mulai sholat, pada Iedul Adl-ha takbir dilaksanakan setiap sesudah sholat fardlu, sejak dari shubuh hari Arofah, sampai dengan ashar dari akhir hari tasyriq.

Sholat gerhana hukumnya sunnat muakkad, apabila sudah lewat tidak perlu diqodlok. Sholat gerhana matahari dan gerhana bulan sebanyak dua roka’at, setiap roka’at dua kali berdiri dengan memanjangkan bacaan di dalamnya dan dua ruku’ dengan memperpanjang tasbih dalam kedua ruku’ tersebut, dan tidak di dalam sujud. Sesudah sholat imam berkhotbah dua kali. dengan suara rendah ketika terjadi gerhana matahari dan suara keras ketika gerhana bulan.

Sholat istisqok (meminta hujan) hukumnya sunnat. Imam (kepala negara) memerintahkan kepada masyarakat untuk bertaubat, bersedekah, meninggalkan dari perbuatan dholim, berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan musuhnya, dan berpuasa selama tiga hari. Selanjutnya imam keluar bersama masyarakat pada hari ke empat dengan berpakaian sederhana, berlaku tenang/sopan dan merendahkan diri, melaksanakan sholat dua roka’at seperti sholat dua hari raya, kemudian berkhotbah sesudah selesai sholat, memindahkan selendangnya, memperbanyak istighfar dan berdo’a, berdo’a dengan do’a yang berasal dari rasulullah  saw. yakni

"اللهم اجعلهاسقيا رحمة, ولا تجعلها سقيا عذابٍ, ولا محقٍ ولا بلاءٍ, ولا همٍ ولا غرقٍ. اللهم على الظراب والآكام. ومنابت الشجر وبطون الأودية. اللهم حوالينا ولا علينا. اللهم اسقنا غيثا مغيثا, هنيئا مريئا مريعا, سحّا عمّا غدقا طبقا مجلِّلا. دائما الى يوم الدين. اللهم اسقنا الغيث ولا تجعلنا من القانطين. اللهم إن بالعباد والبلاد من الجهد والجوع والضنك ما لا نشكو إلا إليك. اللهم أنبت لنا الزرع وأدرّ لنا الضرع, وأنزل علينا من بركات السماء. وأنبت من بركات الأرض, واكشف عنا من البلاء ما لا يكشفه غيرك. اللهم إنا نستغفرك إنك كنت غفارا, فأرسل السماء علينا مدرارا.

(Yaa Allah jadikanlah air hujan sebagai minuman yang penuh rahmat, dan jangan Engkau jadikan sebagai minuman siksa, bukan sebagai pemusnah dan bukan pual sebagai cobaan, bukan penghancur dan bukan untuk menenggelamkan, yaa Allah, terhadap bukit, dan tanah, tetumbuhan dan lembah. Ya Allah, rubahlah kami kearah yang lebih baik, bukan kearah kerusakan. Yaa Allah, berilah kami minum dari air hujan yang mampu merobah kesengsaraan kearah yang baik dan terpuji, dan pengembalaan yang berlipat ganda, suatu kejadian yang hebat, menyeluruh, yang banyak, merata keseluruh bumi dengan nyata, selamanya sampai hari qiyamat. Ya Allah, berilah kami minum dari air hujan, dan janganlah menjadikan kami orang yang berputus asa menunggu datangnya hujan dari-Mu. Ya Allah, sesungguhnya penduduk ini, negeri ini dalam keadaan kesempitan dan kemelaratan, kami tidak mengeluh kecuali hanya mengeluh kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkanlah pertanian, dan perbanyak curahan air susu hewan kami, dan turunkanlah kepada kami keberkatan dari langit dan tumbuhkan pula keberkatan dari bumi. Dan bebaskanlah dari kami balak (bencana) di mana tidak ada yang mampu menghindarkannya selain Engkau. Ya Allah, kami memohon ampunan-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, maka curahkanlah  dari langit kepada kami air yang deras dan terus menerus). Selanjutna mandi di telaga setelah air mengalir, dan bertasbih ketika mennyaksikan guntur dan kilat.


Sholat khauf (dalam keadaan takut) ada tiga macam:

Pertama: musuh tidak berada di arah qiblat (di belakang), maka jama’ah dibagi oleh imam menjadi dua bagian, satu bagian berdiri menghadap musuh (kelompok I) dan satu bagian membelakangi musuh (kelompok II), imam sholat bersama dengan bagian yang membelakangi musuh (kelompok II) satu roka’at, selanjutnya mereka (II) menyelesaikan sendiri, lalu menghadap ke arah musuh, lalu datang kelompok I sholat bersama imam satu roka’at, lalu menyelesaikan sendiri, imam menunggu sehingga salam bersama kelompok I.

Kedua: musuh berada di arah qiblat (di depan mereka), maka imam mebentuk mereka menjadi dua shof, dan beliu bertakbirotul ihrom bersama mereka, ketika beliau imam sujud, maka ikut sujud makmum salah satu shof (shof I), dan tetap berdiri shof yang lain untuk menjaga keselamatan mereka, ketika imam sudah bangun, maka shof berikutnya sujud dan mengejar imam (untuk roka’at kedua).

Ketiga: Dalam keadaan ketakutan yang hebat dan perang berkecamuk, maka orang sholat dengan cara yang memungkinkan, mungkin sambil berjalan, atau berkendaraan, mungkin bisa menghadap ke qiblat mungkin membelakangi qiblat.

Diharamkan bagi kaum lelaki memakai pakaian dari bahan sutera, dan memakai cincin dari emas, dan hal itu dihalalkan bagi kaum wanita. Emas yang sedikit atau banyak sama saja keharamannya bagi kaum lelaki.
Apabila baju sebagian dari bahan sutera dan sebagian dari bahan katun atau bulu, maka diperbolehkan memakainya, selama bahan sutera tidak dominan.

Hal-hal yang wajib dilakukan terhadap mayit ada empat macam:
1.     memandikannya,
2.     mengafaninya (membungkus),
3.     melakukan sholat atasnya,
4.     dan menguburkannya.

Ada dua jenis mayit yang tidak perlu dimandikan dan disholati untuk keduanya:
1.     mati syahid dalam pertempuran melawan kaum musyrikin,
2.     dan janin yang dilakhirkan karena keguguran dalam keadaan meninggal, yang belum mengeluarkan suara tangisan.

Dimandikan mayit dengan witir (ganjil), diawali dengan air bercampur dedaunan yang digiling (sidir), diakhiri dengan air bercampur kapur barus.

Dan dikafani sebanyak tiga lapis dengan kain putih, tanpa baju dan surban.

Ditakbirkan sebanyak empat kali (dalam sholat),
membaca al Fatihah sesudah takbir pertama,
membaca sholawat kepada Nabi saw. sesudah takbir kedua,
berdoa’ untuk mayit sesudah takbir ketiga dengan ucapan
:  "اللهم هذا عبدك وابن عبديك, خرج من رَوْحِ الدنيا وسعتها, ومحبوبه وأحبّاؤه فيها, الى ظلمة القبر وما هو لاقيه. كان يشهد أن لا إله إلا أنت وحدك لا شريك لك, وأن محمدا عبدك ورسولك, وأنت أعلم به منّا. اللهم إنه نزل بك وأنت خير منـزولٍ به.وأصبح فقيرا إلى رحمتك وأنت غني عن عذابه, وقد جئناك راغبين إليك شفعاءَ له. أللهم إن كان محسنا فزد فى إحسانه, وإن كان مسيئا فتجاوز عنه. ولقه برحمتك رضاك, وقه فتنة القبر وعذابه, وافسح له فى قبره, وجافِ الأرض عن جنبيه. ولقه برحمتك الأمن من عذابك, حتى تبعثه آمنا إلى جنتك, برحمتك يا أرحم الراحمين.  

(Ya Allah, inilah hamba-Mu putera  dua hamba-Mu, dia keluar dari kenikmatan dunia dengan segala keluasannya, dan segala yang dicintai dan yang mencintainya, menuju ke kegelapan kubur dengan segala apa yang ia temui. Ia bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau satu-satunya tanpa sekutu bagi-Mu, dan Muhammad adalah hamba-Mu dan utusan-Mu. Engkau Maha Mengetahui tentang dia dari pada kami. Ya Allah, sesungguhnya dia turun karena-Mu dan Engkau yang terbaik sebagai tempat turun. Maka ia sangat membutuhkan rahmat-Mu, dan Engkaulah yang Maha kaya (mampu) untuk menghidarkan dari siksa. Dan sungguh kami datang kepada-Mu penuh harap kepada-Mu agar diberikan syafa’at baginya. Ya Allah, bila dia orang yang baik, maka tambahlah kebaikannya, dan apabila dia jahat, maka bebaskanlah dari kejahatan itu. Dan pertemukanlah dia dengan rahmat dan ridlo-Mu. Selamatkanlah dia dari fitnah kubur dan siksanya. Luaskanlah kuburnya, jauhkanlah himpitan bumi dari tubuhnya, dan pertemukanlah  dengan rahmat-mu keamanan dari siksa-Mu, sampai Engkau bangkitkan nati, selamat sampai masuk surga-Mu, berkat rahmat-Mu wahai Dzat yang Maha Pemurah lagi Penyayang).

Sesudah takbir keempat mengucapkan
 "اللهم لا تحرمنا أجره ولا تفتنا بعده, واغفر لنا وله.

(Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami untuk menrima pahala dia, dan janganlah Engkau timpakan fitnah kepada kami sesudah di tiada, ampunilah kami dan dia), salam sesudah berdo’a pada takbir ke empat.

Menguburkan di dalam liang lahat menghadap ke arah qiblat, dan ditarik dari arah kepalanya dengan lembut (pelan-pelan), orang yang memasukkan ke dalam liang lahat mengucapkan
"بسم الله على ملة رسول الله صلى الله عليه وسلّم".

(Dengan nama Allah, sesuai dengan agama Rasulillah saw.), meletakkan jenazah dengan posisi miring menghadap qiblat setelah liang kubur digali sampai dalam dan sesuai dengan ukuran panjang. ratakanlah pekuburan, dan janganlah didirikan bangunan, dan jangan diplester.

Tidak berdosa orang menangisi mayit, dengan tanpa meratap dan menyobek saku baju. Berta’ziyah kepada keluarganya selama tiga hari sesudah pemakaman.

Tidak diperbolehkan mengubur dua jenazah dalam satu liang kubur, kecuali karena sangat diperlukan.


No comments:

Post a Comment